Pernah nggak sih ada suatu waktu yang kita mikir bahwa yang sedih itu kita sendiri. Kita lihat orang-orang yang dengan gampangnya senyum, ketawa, jalan dengan entengnya. Kita? Buat senyum aja kayak perlu ngeluarin beribu-ribu joule.
Ketika tugas numpuk, kuis tiap minggu, nilai yang pas-pasan, ngeliat temen yang bisa nongkrong di warung borjuis. Hidupnya enteng aja. Seolah kamu hidup ya buat tidur, makan, jalan, dan repeat. Nggak ada tuh yang besok kuis, besok tugas dikumpul ya, belum lagi segelintir beban yang musti kamu lakukan.
You're not alone.
Iya,
You're not alone.
Kamu yang merasa stress, aku juga pernah merasakan. Kamu yang merasa seolah, 'kok hidup gue begini-begini amat ya', aku juga pernah. Kamu yang merasa bahwa kamu manusia terprihatin, aku juga pernah.
Pada dasarnya semua manusia juga merasakan—dengan tingkatnya masing-masing, bukan? Stress, depresi, takut, resah, khawatir, semua manusiawi kan? Bergantung personality kamu dalam menyingkapi.
Me time, perlu nggak sih? Apa melulu soal bagaimana aku harus cepat sampai tujuan? Apa melulu soal bagaimana aku harus sesuai dengan ekspektasi orang-orang?
Me time nggak harus kamu pergi ke suatu tempat. Tidur, pegang hp, youtube. Buat hidup kamu terasa slowly. Buat kamu sadar dulu bahwa kamu itu masih hidup lho. Masih yang ada waktu di depan, masih yang besok itu kamu bisa kerja.
At least, you're not alone, dude.
Aku. Ada. Di. Sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dua Ribu Dua Puluh, Ya?
2020? Cepat banget sudah 2020, artinya tahun ini jadi tahun terakhir sebelum official dapat tambahan gelar baru di belakang nama. Tiga t...
-
Udah lama nggak nge-Blog lagi. Tulisan pertama di semester 3, semoga semakin konsisten lagi buat nulis-nulis nggak jelas yang kadang suka n...
-
"Kalo lo ingin dihargai sama orang lain, maka lo harus menghargai diri lo sendiri!" Entah kenapa, gue ke triggered dengan kalima...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar