Kalau aku bilang, "I love you so much" kepada kamu, apa kamu percaya?
Mungkin akan terdengar bulshit dan omong kosong karena jarang bahkan nggak mungkin aku mengatakan khusus untukmu, diriku sendiri.
Aku terlampau fokus dengan apa yang ada di luar—sekeliling dan masa depan— hingga aku melupakanmu. Kalau aku ingin meminta maaf kepadamu sekarang, apa kamu akan memaafkanku?
Terlambatkah? Atau kamu akan suka rela memaafkan tanpa ada syarat yang ingin kamu ajukan? Kalau ada syarat, ucapkan syarat itu kepadaku. Tolong.
Aku tau tapi selama ini aku coba menutup diri bahwa jika kamu dan aku bersama, kita akan saling membahagiakan, fokus terhadap tujuan, bahkan mengguncangkan semesta. Tapi aku terlampau menyakitimu kan?
Aku meminta maaf.
Maaf atas semua yang kulakukan. Menyalahkan apa yang selama ini dikerjakan, mencaci apa yang selama ini diyakini, dan menyangkal apa yang selama ini dibenarkan. Aku egois kah? Tolongjawab!
Maafkan aku. Aku terlampau khilaf menyadari bahwa keberadaanmu sangat penting untukku sekarang dan masa depan. Aku berharap bahwa kita bekerja sama. Sedih-susah-bahagia-berharap bersama.
Tidak ada lagi namanya mengasingkan bahkan membinasakan. Aku adalah kamu dan kamu adalah aku. Aku-kamu adalah kita. Ya... Kita.
Mari... Siapkah mengguncang dunia? Mimpi kita menunggu di ujung sana.
Aku tidak akan berjanji untuk tidak mengulang kembali. Khilaf-khilaf itu manusiawi. Tapi aku akan terus mencoba untuk mencintaimu, menyayangimu, bahkan sebelum ada orang ketiga di antara aku dan kamu. Kamu mau?
Berjanjilah setia terhadapku meskipun aku tau aku tidak menjanjikan kepadamu.
Dari, Aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar